FUNGSI
MANAJEMEN PENDIDIKAN
TERHADAP
PENGEMBANGAN MATEMATIKA
SUPA’AT
Kepala
SMP Negeri 4 Bantan, Bengkalis
Email
: supangat98@yahoo.co.id
Abstraction
Education
Management represent the important matter in carrying out teaching and
education at school. One of challenge of education world in our state in this
time is lowering human resource nya. Mathematics Domination as base expand it
progress sain in Indonesia a long way off from we expect the. Ascription from
most student that mathematics is difficult Iesson learned and can only be
learned by just bright student can make worse to penguasan of itself
mathematics. Its his low quality of education in Indonesia especially at
mathematics area, require to be done/conducted by a concrete effort through/
passing education management. Effort which can be done/conducted to cover :
Creating certifiable mathematics teacher, Equiping medium and prasarana of
mathematics study, Using method learn correct, and also Make the Mathematics as
a means of problem billows.
Kata kunci : Education Management and Mathematics.
I.
PENDAHULUAN
Manajemen
pendidikan merupakan hal
penting dalam menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran di sekolah. Di
antara kegiatannya adalah pengajaran matematika
dalam upaya untuk mengembangkan matematika itu sendiri. Matematika merupakan
suatu alat untuk berkomunikasi di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan
matematika kita dapat mengungkapkan gejala- gejala alam dan teknik dengan suatu
ungkapan rumusan matematika yang tidak memuat makna ganda. Bahkan dengan
matematika kita dapat menyelesaikan masalahan ekonomi, sosial, politik dan
masalah lain secara logis, akurat dan
optimal.
Salah satu tantangan dunia pendidikan di
negara kita saat ini adalah rendahnya sumber daya manusia. Dari tingkat
pembangunan manusia tahun 2005, menempatkan Indonesia pada urutan 110,dari Negara-negara di dunia di bawah Vietnam ( 108
), Thailand ( 71 ), Malaysia ( 61 ) dan Singapura ( 25 ). Khusus untuk mata pelajaran Sain dan Matematika menurut
TIMSS ( The Third International Matematic and Science Studiy ) tahun
2000 menempatkan Indonesia pada urutan ke-34 dibawah Singapura, Malaysia dan Thailand. Data
tersebut menunjukkan bahwa kondisi Pendidikan Matematika di Indonesia masih
jauh dari yang kita harapkan. Anggapan
dari sebagian besar siswa bahwa matematika adalah pelajaran yang sulit
dipelajari dan hanya dapat dipelajari oleh siswa yang pintar saja dapat
memperburuk terhadap penguasan
matematika itu sendiri.
Amanat dari PP No 19 Tahun 2005,bahwa
kurikulum secara diversikasi oleh satuan pendidikan ( KTSP ) yang mengacu pada
delapan standar nasional pendidikan yang disusun oleh BSNP. Pengembangan dan
pelaksanaan kurikulum yang disusun oleh sekolah ( KTSP ) merupakan tantangan
besar bagi sekolah. Pengalaman Implementasi kurikulum 2004 menunjukkan bahwa
secara umum sekolah tidak mudah untuk mengambil inisiatif dalam mengembangkan
kurikulum. Kondisi dilapangan banyaknya variasi dalam pengembangan kurikulum.
Dari segi guru rasio jumlah guru terhadap jumlah murid lebih baik dibandingkan
beberapa Negara asia, yakni rata-rata ( 1 : 20 ), sedangkan Singapura dan
Vietnam ( 1:25 ), Korea ( 1:31 ) dan Philipina ( 1:35 ). Meskipun secara
rata-rata jumlah guru banyak, namun penyebarannya belum merata dan kualitasnya
juga masih jauh dari yang diharapkan pada masa sekarang. Dari hasil tes
menunjukkan bahwa penguasaan kompetensi guru dibawah 60 untuk rentang skor
1-100, terutama untuk guru Matematika dan sains.
Masih rendahnya Sumber daya manusia
Indonesia akibat dari rendahnya mutu pendidikan di Indonesia terutama pada
bidang matematika, perlu dilakukan upaya kongkrit melalui manajemen pendidikan.
Bagaimana pelaksanaan manajemen pendidikan yang baik sehingga pengembangan matematika dapat meningkat ?
II.
PEMBAHASAN
Secara
umum, ada empat fungsi manajemen pendidikan yang sering disebut “POAC”, yaitu Planning,
Organizing, Actuating, dan Controlling. Dua fungsi yang pertama
dikategorikan sebagai kegiatan mental sedangkan dua berikutnya dikategorikan
sebagai kegiatan fisik. Suatu manajemen bisa dikatakan berhasil jika keempat
fungsi di atas bisa dijalankan dengan baik. Kelemahan pada salah satu fungsi
manajemen akan mempengaruhi manajemen secara keseluruhan dan mengakibatkan
tidak tercapainya proses yang efektif dan efisien.
1. Fungsi Perencanaan
(Planning).
Perencanaan
menjadi pegangan setiap pimpinan dan pelaksana untuk dilaksanakan. Dengan
demikian, melalui perencanaan dapat dipersatukan kesamaan pandangan, sikap dan
tindak dalam pelaksanaan di lapangan. Dapat pula dikatakan bahwa seorang
pemimpin dalam hal ini Kepala Sekolah harus mengetahui secara pasti tujuan jangka
pendek atau rencana operasional( Renop ) untuk satu tahun, rencana kerja jangka
menengah ( RKJM ) dan rencana kerja jangka
panjang untuk sekolah yang dipimpinnya. Dalam menentukan menentukan perencanaan
seorang kepala sekolah beserta jajarannya
harus merinci setiap perencanaan kerja berdasarkan skala prioritas,
serta disesuaikan dengan visi, misi dan tujuan sekolah. Setiap proses
pelaksanaan perlu diadakan evaluasi
untuk menyempurnakan langkah selanjutnya. Perencanaan merupakan suatu proses
yang tidak berakhir. Setiap saat selama proses implementasi dan pengawasan,
rencana-rencana mungkin memerlukan modifikasi agar tetap berguna. Oleh karena
itu perencanaan harus mempertimbangkan kebutuhan fleksibilitas, agar mampu
menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi baru secepat mungkin. Ada empat
tahapan dalam perencanaan, yaitu: (a). Menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan
(b).Merumuskan tujuan saat ini. (c).Mengidentifikasikan segala peluang dan hambatan.(d).
Mengembangkan rencana untuk memecahkan suatu masalah tertentu.
2. Fungsi
Pengorganisasian (Organizing).
Fungsi
pengorganisasian adalah suatu kegiatan pengaturan pada Sumber Daya Manusia
(SDM) dan sumber daya fisik lain yang dimiliki organisasi pendidikan untuk
menjalankan rencana yang telah ditetapkan serta menggapai tujuan
pendidikan.Pengorganisasian merupakan proses penyusunan struktur organisasi
yang sesuai dengan tujuan organisasi, sumber daya yang dimilikinya, dan
lingkungan yang melingkupinya. Pembagian kerja adalah perincian tugas pekerjaan
yang harus dilaksanan agar setiap individu pada organisasi bertanggungjawab
dalam melaksanakan setiap kegiatan. Pengorganisasian merupakan suatu proses
untuk merancang struktur formal mengelompokan dan mengatur serta membagi
tugas-tugas atau pekerjaan diantara para anggota organisasi agar tujuan yang
diharapkan dapat dicapai dengan efisien. Ada beberapa aspek penting dalam
proses pengorganisasian, yaitu : a). Bagan organisasi formal, b). Pembagian
kerja, c). Rantai perintah atau kesatuan
perintah, dan d). Tingkat-tingkat hiraki manajemen. Sedangkan proses
pengorganisasian terdiri dari tiga tahap, yaitu : (a). Perincian seluruh
pekerjaan yang harus dilaksanakan setiap individu dalam mencapai tujuan
organisasi, (b). Pembagian beban pekerjaan menjadi kegiatan-kegiatan yang
secara logika dapat dilaksanakan oleh setiap individu. Pembagian kerja
sebaiknya tidak terlalu berat sehingga tidak dapat diselesaikan, atau terlalu
ringan sehingga ada waktu menganggur, tidak efisien dan terjadi biaya yang
tidak perlu. (c). Pengadaan dan mengembangan mekanisme kerja sehingga ada
koordinasi pekerjaan para anggota organisasi menjadi kesatuan yang terpadu dan
harmonis. Mekanisme pengkoordinasian ini akan membuat para anggota organisasi
memahami tujuan organisasi serta mempermudah pelaksanaan individu dalam
melaksanakan tugas.
3.
Fungsi Pengarahan (Actuating).
Pengarahan merupakan hubungan manusia dalam kepemimpinan yang mengikat para bawahan agar bersedia mengerti dan menyumbangkan tenaganya secara efektif serta efisien dalam pencapaian tujuan suatu organisasi. Di dalam manajemen, pengarahan ( Actuating ) ini bersifat sangat kompleks karena disamping menyangkut manusia juga menyangkut berbagai tingkah laku dari manusia-manusia itu sendiri. Manusia dengan berbagai tingkah lakunya yang berbeda-beda. Ada beberapa prinsip yang harus dilakukan oleh seorang pimpinan dalam melakukan pengarahan yaitu : a). Prinsip mengarah kepada tujuan. b). Prinsip keharmonisan dengan tujuan. c). Prinsip kesatuan komando. Pada umumnya pimpinan menginginkan pengarahan kepada bawahan dengan maksud agar mereka bersedia untuk bekerja sebaik mungkin, dan diharapkan tidak menyimpang dari ketentuan yang telah disepakati. Cara-cara pengarahan yang dilakukan, seperti yang diungkapkan oleh Dalimunthe (http://repository.usu.ac.id/bitstream/manajemen- pdf.dowload 1 Juni 2011) dapat berupa: a). Orientasi. Merupakan cara pengarahan dengan memberikan informasi yang perlu supaya kegiatan dapat dilakukan dengan baik,b). Perintah. Merupakan permintaan dari pimpinan kepada orang yang berada di bawahnya untuk melakukan atau mengulangi suatu kegiatan tertentu pada keadaan tertentu.c). Delegasi wewenang. Dalam pendelegasian wewenang ini pimpinan melimpahkan sebagian dari wewenang yang dimilikinya kepada bawahannya.
Pengarahan merupakan hubungan manusia dalam kepemimpinan yang mengikat para bawahan agar bersedia mengerti dan menyumbangkan tenaganya secara efektif serta efisien dalam pencapaian tujuan suatu organisasi. Di dalam manajemen, pengarahan ( Actuating ) ini bersifat sangat kompleks karena disamping menyangkut manusia juga menyangkut berbagai tingkah laku dari manusia-manusia itu sendiri. Manusia dengan berbagai tingkah lakunya yang berbeda-beda. Ada beberapa prinsip yang harus dilakukan oleh seorang pimpinan dalam melakukan pengarahan yaitu : a). Prinsip mengarah kepada tujuan. b). Prinsip keharmonisan dengan tujuan. c). Prinsip kesatuan komando. Pada umumnya pimpinan menginginkan pengarahan kepada bawahan dengan maksud agar mereka bersedia untuk bekerja sebaik mungkin, dan diharapkan tidak menyimpang dari ketentuan yang telah disepakati. Cara-cara pengarahan yang dilakukan, seperti yang diungkapkan oleh Dalimunthe (http://repository.usu.ac.id/bitstream/manajemen- pdf.dowload 1 Juni 2011) dapat berupa: a). Orientasi. Merupakan cara pengarahan dengan memberikan informasi yang perlu supaya kegiatan dapat dilakukan dengan baik,b). Perintah. Merupakan permintaan dari pimpinan kepada orang yang berada di bawahnya untuk melakukan atau mengulangi suatu kegiatan tertentu pada keadaan tertentu.c). Delegasi wewenang. Dalam pendelegasian wewenang ini pimpinan melimpahkan sebagian dari wewenang yang dimilikinya kepada bawahannya.
4.
Fungsi Pengawasan(Controlling)
Pengawasan atau Controlling, sering juga disebut
pengendalian adalah salah satu fungsi
manajemen yang berupa mengadakan penilaian, bila perlu mengadakan koreksi
sehingga apa yang dilakukan bawahan dapat diarahkan ke jalan yang benar dengan
maksud dan tujuan yang telah digariskan semula. Controlling (pengawasan) ialah
proses pengamatan daripada pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk
menjamin agar semua pekerjaan yang sedang dilakukan berjalan sesuai rencana
yang ditetapkan. Menurut Subagio dalam (http://subagio.blogspot.com/2011/06/fungsi-fungsi-manajemen-pendidikan.html.download
tanggal 1 Juni 2011) Pengawasan manajemen adalah suatu usaha sistematik untuk
menetapkan standar prestasi dengan sasaran perencanaan, merancang sistem umpan
balik informasi, membandingkan prestasi aktual dengan standar yang telah
ditetapkan itu, menentukan apakah terdapat penyimpangan dan mengambil tindakan
perbaikan yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya yang digunakan dapat digunakan dengan efisien
dan efektif Dari definisi di atas dapat disimpulkan, bahwa kegiatan pengawasan
dimaksudkan untuk mencegah penyimpangan-penyimpangan dalam pelaksanaan kegiatan
atau pekerjaan dan sekaligus melakukan tindakan-tindakan perbaikan apabila
penyimpangan sudah terjadi dari apa yang sudah direncanakan.
Dengan demikian kegiatan pengawasan mengusahakan agar pelaksanaan rencana sesuai dengan yang ditentukan dalam rencana. Diantara beberapa fungsi manajemen, perencanaan dan pengawasan (controlling) mempunyai peran yang sangat penting dalam fungsi perencanaan menetapkan tentang apa yang harus dicapai pada periode tertentu, sedangkan dalam pengawasan berusaha untuk mengevaluasi apakah tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai atau sebaliknya, sehingga dapat dilakukan tindakan perbaikan (corretive action). Oleh karena itu betapa eratnya hubungan antara perencanaan dan pengawasan. Dalam perencanaan aktivitas organisasi, tujuan utama dan sasaran serta metode untuk mencapainya ditetapkan dengan jelas. Dalam pengawasan mengukur kemajuan kearah tujuan tersebut dan memungkinkan pimpinan mendeteksi penyimpangan-penyimpangan dari perencanaan tersebut tepat pada waktunya untuk melakukan tindakan sebelum penyimpangan menjadi lebih jauh. Pada sisi lain pengawasan sering berkonotasi tidak menyenangkan, karena dianggap mengecam kebebasan dan otonomi pribadi, padahal organisasi sangat memerlukan pengawasan untuk menjamin tercapainya tujuan. Pengawasan yang berlebihan akan menimbulkan birokrasi, mematikan kreativitas dan sebagainya yang akhirnya merugikan organisasi sendiri, sebaliknya pengawasan yang tidak mencukupi dapat menimbulkan pemborosan sumber daya dan membuat sulit pencapaian tujuan.
Dalam proses pengawasan lebih banyak meliputi tindakan mencari sumber kesulitan dan mengoreksinya. Oleh sebab itu, tujuan fungsi control antara lain adalah : 1). Mencegah terjadinya penyimpangan pencapaian tujuan yang telah direncanakan, (2). Agar proses kerja sesuai dengan prosedur yang telah digariskan atau ditetapkan. 3). Mencegah dan menghilangkan hambatan dan kesulitan yang akan datang, sedang atau mungkin terjadi dalam pelaksanaan kegiatan, 4). Mencegah penyimpangan penggunaan sumber daya, dan 5). Mencegah penyalahgunaan otoritas dan kedudukan
Agar tujuan tersebut tercapai, maka akan lebih baik jika tindakan control dilakukan sebelum terjadi penyimpangan-penyimpangan sehingga lebih bersifat mencegah (preventif control) dibandingkan dengan tindakan control sesudah terjadi penyimpangan (representative control). Melalui penerapan empat fungsi manajemen secara baik dapat dilakukan pengembangan mutu pendidikan terutama untuk pengembangan matematika. Langkah langkah yang harus ditempuh dalam pengembangan matematika adalah:
Dengan demikian kegiatan pengawasan mengusahakan agar pelaksanaan rencana sesuai dengan yang ditentukan dalam rencana. Diantara beberapa fungsi manajemen, perencanaan dan pengawasan (controlling) mempunyai peran yang sangat penting dalam fungsi perencanaan menetapkan tentang apa yang harus dicapai pada periode tertentu, sedangkan dalam pengawasan berusaha untuk mengevaluasi apakah tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai atau sebaliknya, sehingga dapat dilakukan tindakan perbaikan (corretive action). Oleh karena itu betapa eratnya hubungan antara perencanaan dan pengawasan. Dalam perencanaan aktivitas organisasi, tujuan utama dan sasaran serta metode untuk mencapainya ditetapkan dengan jelas. Dalam pengawasan mengukur kemajuan kearah tujuan tersebut dan memungkinkan pimpinan mendeteksi penyimpangan-penyimpangan dari perencanaan tersebut tepat pada waktunya untuk melakukan tindakan sebelum penyimpangan menjadi lebih jauh. Pada sisi lain pengawasan sering berkonotasi tidak menyenangkan, karena dianggap mengecam kebebasan dan otonomi pribadi, padahal organisasi sangat memerlukan pengawasan untuk menjamin tercapainya tujuan. Pengawasan yang berlebihan akan menimbulkan birokrasi, mematikan kreativitas dan sebagainya yang akhirnya merugikan organisasi sendiri, sebaliknya pengawasan yang tidak mencukupi dapat menimbulkan pemborosan sumber daya dan membuat sulit pencapaian tujuan.
Dalam proses pengawasan lebih banyak meliputi tindakan mencari sumber kesulitan dan mengoreksinya. Oleh sebab itu, tujuan fungsi control antara lain adalah : 1). Mencegah terjadinya penyimpangan pencapaian tujuan yang telah direncanakan, (2). Agar proses kerja sesuai dengan prosedur yang telah digariskan atau ditetapkan. 3). Mencegah dan menghilangkan hambatan dan kesulitan yang akan datang, sedang atau mungkin terjadi dalam pelaksanaan kegiatan, 4). Mencegah penyimpangan penggunaan sumber daya, dan 5). Mencegah penyalahgunaan otoritas dan kedudukan
Agar tujuan tersebut tercapai, maka akan lebih baik jika tindakan control dilakukan sebelum terjadi penyimpangan-penyimpangan sehingga lebih bersifat mencegah (preventif control) dibandingkan dengan tindakan control sesudah terjadi penyimpangan (representative control). Melalui penerapan empat fungsi manajemen secara baik dapat dilakukan pengembangan mutu pendidikan terutama untuk pengembangan matematika. Langkah langkah yang harus ditempuh dalam pengembangan matematika adalah:
1.
Menciptakan guru matematika yang bermutu.
Mutu guru terkait erat dengan penilaian masyarakat terhadap profesi guru.
Selama ini tidak banyak lulusan SLTA yang cerdas mau menjadi guru apalagi
menjadi guru matematika. Karena pofesi ini kurang menarik bagi mereka.
Undang-Undang Guru dan Dosen sebagai salah satu kebijakan yang dapat menarik
minat lulusan SLTA yang cerdas untuk menjadi guru. Satu hal yang paling penting
adalah peningatan kesejahteraan guru. Sejanjutnya
peningkatan mutu guru matematika dapat dilakukan melalui pelatihan yang terpadu,
baik melalui KKG/MGMP maupun pelatihan yang lainya
2. Melengkapi sarana dan prasarana
pembelajaran matematika.
Pengembangan
matematika tidak akan berjalan dengan baik
tanpa didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai. Pola pemikiran
deduktif yang ada pada matematika akan
lebih mudah dikembangkan apabila didukung dengan sarana dan prasarana yang
memadai.
3. Menggunakan metode belajar yang tepat.
Metode
mengajar merupakan suatu komponen di dalam kurikulum matematika. Dalam proses
belajar, mengukutsertakan siswa secara aktif dapat berjalan dengan efektif
apabila materi yang disampaikan sesuai dengan kesiapan mental siswa ( Herman,
1979:125)
4.
Menjadikan Matematika
sebagai alat pemecahan masalah.
Matematika
dalam berbagai hal dapat membantu penyelesaian masalah. Namun secara instan
kegunaan matematika masih banyak dipertanyakan, walaupun dalam pengambilan
keputusan yang strategis, pemikiran logis, serta berbagai efisiensi bagi sumber
daya manusia sangat dibutuhkan. Meskipun opini masyarakat mengatakan bahwa
matematika itu sulit, kontribusi matematika dalam menghadapi tantangan ke depan
perlu diperhatikan. Secara umum, matematika berperan dalam pengembangan sumber
daya manusia, dan untuk mengoptimalkan
SDM perlu adanya manajemen sumber daya manusia.
III. KESIMPULAN
Secara umum, ada
empat fungsi manajemen pendidikan yang sering disebut “POAC”, yaitu Planning(
Perencanaan), Organizing( Pengorganisasian), Actuating ( Pengarahan
) , dan Controlling ( Pengawasan ). Penerapan manajemen pendidikan yang baik dapat meningkatkan mutu pendidikan disekolah terutama untuk pengembangan matematika. Langkah
langkah yang harus ditempuh dalam pengembangan matematika adalah:
1. Menciptakan
guru matematika yang bermutu.
2.
Melengkapi
sarana dan prasarana pembelajaran matematika.
3. Menggunakan metode belajar yang tepat.
4. Menjadikan matematika sebagai alat pemecahan
masalah
IV. SARAN
Diharapkan semua pihak yang terlibat dalam
dunia pendidikan, baik guru, kepala sekolah, pemerintah dan juga siswa dapat
menjalankan fungsi manajemen dengan baik dalam upaya mengembangkan matematika
di masa mendatang.
DAFTAR PUSTAKA
Faizah,
Hasnah.2009. Filsafat Ilmu.Cendikia Insani: Pekanbaru
____________.2011.
Menulis Karangan Ilmiah. Cendikia Insani: Pekanbaru.
Hudoyo,
Herman.1979. Pengembangan Kurikulum Matematika dan Pelaksanaannya di Depan
Kelas.Usaha Nasional: Surabaya
Suriasumantri,Jujun.
1999. Filsafat Ilmu. Pustaka Sinar Harapan: Jakarta
Dirjendikdasmen.2009.
Arah Pengembangan Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah: Jakarta