Sabtu, 01 Oktober 2011

FUNGSI MANAJEMEN PENDIDIKAN TERHADAP PENGEMBANGAN MATEMATIKA


FUNGSI MANAJEMEN PENDIDIKAN
TERHADAP PENGEMBANGAN  MATEMATIKA

SUPA’AT
Kepala SMP Negeri 4 Bantan, Bengkalis

Abstraction
Education Management represent the important matter in carrying out teaching and education at school. One of challenge of education world in our state in this time is lowering human resource nya. Mathematics Domination as base expand it progress sain in Indonesia a long way off from we expect the. Ascription from most student that mathematics is difficult Iesson learned and can only be learned by just bright student can make worse to penguasan of itself mathematics. Its his low quality of education in Indonesia especially at mathematics area, require to be done/conducted by a concrete effort through/ passing education management. Effort which can be done/conducted to cover : Creating certifiable mathematics teacher, Equiping medium and prasarana of mathematics study, Using method learn correct, and also Make the Mathematics as a means of problem billows.
Kata kunci : Education Management and  Mathematics.
I.     PENDAHULUAN
  Manajemen pendidikan  merupakan  hal  penting dalam menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran di sekolah. Di antara kegiatannya  adalah pengajaran matematika dalam upaya untuk mengembangkan matematika itu sendiri. Matematika merupakan suatu alat untuk berkomunikasi di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan matematika kita dapat mengungkapkan gejala- gejala alam dan teknik dengan suatu ungkapan rumusan matematika yang tidak memuat makna ganda. Bahkan dengan matematika kita dapat menyelesaikan masalahan ekonomi, sosial, politik dan masalah lain secara  logis, akurat dan optimal.
Salah satu tantangan dunia pendidikan di negara kita saat ini adalah rendahnya sumber daya manusia. Dari tingkat pembangunan manusia tahun 2005, menempatkan Indonesia pada urutan 110,dari  Negara-negara di dunia di bawah Vietnam ( 108 ), Thailand ( 71 ), Malaysia ( 61 ) dan Singapura ( 25 ). Khusus untuk  mata pelajaran Sain dan Matematika menurut TIMSS ( The Third International Matematic and Science Studiy ) tahun 2000 menempatkan Indonesia pada urutan ke-34 dibawah  Singapura, Malaysia dan Thailand. Data tersebut menunjukkan bahwa kondisi Pendidikan Matematika di Indonesia masih jauh dari yang  kita harapkan. Anggapan dari sebagian besar siswa bahwa matematika adalah pelajaran yang sulit dipelajari dan hanya dapat dipelajari oleh siswa yang pintar saja dapat memperburuk terhadap  penguasan matematika itu sendiri.
Amanat dari PP No 19 Tahun 2005,bahwa kurikulum secara diversikasi oleh satuan pendidikan ( KTSP ) yang mengacu pada delapan standar nasional pendidikan yang disusun oleh BSNP. Pengembangan dan pelaksanaan kurikulum yang disusun oleh sekolah ( KTSP ) merupakan tantangan besar bagi sekolah. Pengalaman Implementasi kurikulum 2004 menunjukkan bahwa secara umum sekolah tidak mudah untuk mengambil inisiatif dalam mengembangkan kurikulum. Kondisi dilapangan banyaknya variasi dalam pengembangan kurikulum. Dari segi guru rasio jumlah guru terhadap jumlah murid lebih baik dibandingkan beberapa Negara asia, yakni rata-rata ( 1 : 20 ), sedangkan Singapura dan Vietnam ( 1:25 ), Korea ( 1:31 ) dan Philipina ( 1:35 ). Meskipun secara rata-rata jumlah guru banyak, namun penyebarannya belum merata dan kualitasnya juga masih jauh dari yang diharapkan pada masa sekarang. Dari hasil tes menunjukkan bahwa penguasaan kompetensi guru dibawah 60 untuk rentang skor 1-100, terutama untuk guru Matematika dan sains.
Masih rendahnya Sumber daya manusia Indonesia akibat dari rendahnya mutu pendidikan di Indonesia terutama pada bidang matematika, perlu dilakukan upaya kongkrit melalui manajemen pendidikan. Bagaimana pelaksanaan manajemen pendidikan yang baik sehingga  pengembangan matematika dapat meningkat ?

II.      PEMBAHASAN
Secara umum, ada empat fungsi manajemen pendidikan yang sering disebut “POAC”, yaitu Planning, Organizing, Actuating, dan Controlling. Dua fungsi yang pertama dikategorikan sebagai kegiatan mental sedangkan dua berikutnya dikategorikan sebagai kegiatan fisik. Suatu manajemen bisa dikatakan berhasil jika keempat fungsi di atas bisa dijalankan dengan baik. Kelemahan pada salah satu fungsi manajemen akan mempengaruhi manajemen secara keseluruhan dan mengakibatkan tidak tercapainya proses yang efektif dan efisien.
1. Fungsi Perencanaan (Planning).
Perencanaan menjadi pegangan setiap pimpinan dan pelaksana untuk dilaksanakan. Dengan demikian, melalui perencanaan dapat dipersatukan kesamaan pandangan, sikap dan tindak dalam pelaksanaan di lapangan. Dapat pula dikatakan bahwa seorang pemimpin dalam hal ini Kepala Sekolah harus mengetahui secara pasti tujuan jangka pendek atau rencana operasional( Renop ) untuk satu tahun, rencana kerja jangka menengah ( RKJM ) dan rencana kerja  jangka panjang untuk sekolah yang dipimpinnya. Dalam menentukan menentukan perencanaan seorang kepala sekolah beserta jajarannya  harus merinci setiap perencanaan kerja berdasarkan skala prioritas, serta disesuaikan dengan visi, misi dan tujuan sekolah. Setiap proses pelaksanaan  perlu diadakan evaluasi untuk menyempurnakan langkah selanjutnya. Perencanaan merupakan suatu proses yang tidak berakhir. Setiap saat selama proses implementasi dan pengawasan, rencana-rencana mungkin memerlukan modifikasi agar tetap berguna. Oleh karena itu perencanaan harus mempertimbangkan kebutuhan fleksibilitas, agar mampu menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi baru secepat mungkin. Ada empat tahapan dalam perencanaan, yaitu: (a). Menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan (b).Merumuskan tujuan saat ini. (c).Mengidentifikasikan segala peluang dan hambatan.(d). Mengembangkan rencana untuk memecahkan suatu masalah tertentu.
2. Fungsi Pengorganisasian (Organizing).
Fungsi pengorganisasian adalah suatu kegiatan pengaturan pada Sumber Daya Manusia (SDM) dan sumber daya fisik lain yang dimiliki organisasi pendidikan untuk menjalankan rencana yang telah ditetapkan serta menggapai tujuan pendidikan.Pengorganisasian merupakan proses penyusunan struktur organisasi yang sesuai dengan tujuan organisasi, sumber daya yang dimilikinya, dan lingkungan yang melingkupinya. Pembagian kerja adalah perincian tugas pekerjaan yang harus dilaksanan agar setiap individu pada organisasi bertanggungjawab dalam melaksanakan setiap kegiatan. Pengorganisasian merupakan suatu proses untuk merancang struktur formal mengelompokan dan mengatur serta membagi tugas-tugas atau pekerjaan diantara para anggota organisasi agar tujuan yang diharapkan dapat dicapai dengan efisien. Ada beberapa aspek penting dalam proses pengorganisasian, yaitu : a). Bagan organisasi formal, b). Pembagian kerja,  c). Rantai perintah atau kesatuan perintah, dan d). Tingkat-tingkat hiraki manajemen. Sedangkan proses pengorganisasian terdiri dari tiga tahap, yaitu : (a). Perincian seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan setiap individu dalam mencapai tujuan organisasi, (b). Pembagian beban pekerjaan menjadi kegiatan-kegiatan yang secara logika dapat dilaksanakan oleh setiap individu. Pembagian kerja sebaiknya tidak terlalu berat sehingga tidak dapat diselesaikan, atau terlalu ringan sehingga ada waktu menganggur, tidak efisien dan terjadi biaya yang tidak perlu. (c). Pengadaan dan mengembangan mekanisme kerja sehingga ada koordinasi pekerjaan para anggota organisasi menjadi kesatuan yang terpadu dan harmonis. Mekanisme pengkoordinasian ini akan membuat para anggota organisasi memahami tujuan organisasi serta mempermudah pelaksanaan individu dalam melaksanakan tugas.
3. Fungsi Pengarahan (Actuating).     
                        Pengarahan merupakan hubungan manusia dalam kepemimpinan yang mengikat para bawahan agar bersedia mengerti dan menyumbangkan tenaganya secara efektif serta efisien dalam pencapaian tujuan suatu organisasi. Di dalam manajemen, pengarahan ( Actuating ) ini bersifat sangat kompleks karena disamping menyangkut manusia juga menyangkut berbagai tingkah laku dari manusia-manusia itu sendiri. Manusia dengan berbagai tingkah lakunya yang berbeda-beda. Ada beberapa prinsip yang harus dilakukan oleh seorang pimpinan dalam melakukan pengarahan yaitu : a). Prinsip mengarah kepada tujuan. b). Prinsip keharmonisan dengan tujuan. c). Prinsip kesatuan komando. Pada umumnya pimpinan menginginkan pengarahan kepada bawahan dengan maksud agar mereka bersedia untuk bekerja sebaik mungkin, dan diharapkan tidak menyimpang dari ketentuan yang telah disepakati. Cara-cara pengarahan yang dilakukan, seperti yang diungkapkan oleh Dalimunthe (http://repository.usu.ac.id/bitstream/manajemen- pdf.dowload 1 Juni 2011) dapat berupa: a). Orientasi. Merupakan cara pengarahan dengan memberikan informasi yang perlu supaya kegiatan dapat dilakukan dengan baik,b). Perintah. Merupakan permintaan dari pimpinan kepada orang yang berada di bawahnya untuk melakukan atau mengulangi suatu kegiatan tertentu pada keadaan tertentu.c). Delegasi wewenang. Dalam pendelegasian wewenang ini pimpinan melimpahkan sebagian dari wewenang yang dimilikinya kepada bawahannya.
4. Fungsi Pengawasan(Controlling)
Pengawasan atau Controlling, sering juga disebut pengendalian adalah salah satu fungsi manajemen yang berupa mengadakan penilaian, bila perlu mengadakan koreksi sehingga apa yang dilakukan bawahan dapat diarahkan ke jalan yang benar dengan maksud dan tujuan yang telah digariskan semula. Controlling (pengawasan) ialah proses pengamatan daripada pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk menjamin agar semua pekerjaan yang sedang dilakukan berjalan sesuai rencana yang ditetapkan. Menurut Subagio dalam (http://subagio.blogspot.com/2011/06/fungsi-fungsi-manajemen-pendidikan.html.download tanggal 1 Juni 2011) Pengawasan manajemen adalah suatu usaha sistematik untuk menetapkan standar prestasi dengan sasaran perencanaan, merancang sistem umpan balik informasi, membandingkan prestasi aktual dengan standar yang telah ditetapkan itu, menentukan apakah terdapat penyimpangan dan mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya  yang digunakan dapat digunakan dengan efisien dan efektif Dari definisi di atas dapat disimpulkan, bahwa kegiatan pengawasan dimaksudkan untuk mencegah penyimpangan-penyimpangan dalam pelaksanaan kegiatan atau pekerjaan dan sekaligus melakukan tindakan-tindakan perbaikan apabila penyimpangan sudah terjadi dari apa yang sudah direncanakan.
Dengan demikian kegiatan pengawasan mengusahakan agar pelaksanaan rencana sesuai dengan yang ditentukan dalam rencana. Diantara beberapa fungsi manajemen, perencanaan dan pengawasan (controlling) mempunyai peran yang sangat penting dalam fungsi perencanaan menetapkan tentang apa yang harus dicapai pada periode tertentu, sedangkan dalam pengawasan berusaha untuk mengevaluasi apakah tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai atau sebaliknya, sehingga dapat dilakukan tindakan perbaikan (corretive action). Oleh karena itu betapa eratnya hubungan antara perencanaan dan pengawasan. Dalam perencanaan aktivitas organisasi, tujuan utama dan sasaran serta metode untuk mencapainya ditetapkan dengan jelas. Dalam pengawasan  mengukur kemajuan kearah tujuan tersebut dan memungkinkan pimpinan mendeteksi penyimpangan-penyimpangan dari perencanaan tersebut tepat pada waktunya untuk melakukan tindakan sebelum penyimpangan menjadi lebih jauh. Pada sisi lain pengawasan sering berkonotasi tidak menyenangkan, karena dianggap mengecam kebebasan dan otonomi pribadi, padahal organisasi sangat memerlukan pengawasan untuk menjamin tercapainya tujuan. Pengawasan yang berlebihan akan menimbulkan birokrasi, mematikan kreativitas dan sebagainya yang akhirnya merugikan organisasi sendiri, sebaliknya pengawasan yang tidak mencukupi dapat menimbulkan pemborosan sumber daya dan membuat sulit pencapaian tujuan.
Dalam proses pengawasan lebih banyak meliputi tindakan mencari sumber kesulitan dan mengoreksinya. Oleh sebab itu, tujuan fungsi control antara lain adalah : 1). Mencegah terjadinya penyimpangan pencapaian tujuan yang telah direncanakan, (2). Agar proses kerja sesuai dengan prosedur yang telah digariskan atau ditetapkan. 3). Mencegah dan menghilangkan hambatan dan kesulitan yang akan datang, sedang atau mungkin terjadi dalam pelaksanaan kegiatan, 4). Mencegah penyimpangan penggunaan sumber daya, dan 5). Mencegah penyalahgunaan otoritas dan kedudukan
Agar tujuan tersebut tercapai, maka akan lebih baik jika tindakan control dilakukan sebelum terjadi penyimpangan-penyimpangan sehingga lebih bersifat mencegah (preventif control) dibandingkan dengan tindakan control sesudah terjadi penyimpangan (representative control).
Melalui penerapan empat fungsi manajemen secara baik dapat dilakukan pengembangan mutu pendidikan terutama untuk pengembangan matematika. Langkah langkah yang harus ditempuh dalam pengembangan matematika adalah:
1.    Menciptakan guru matematika yang bermutu.
            Mutu guru terkait erat dengan penilaian masyarakat terhadap profesi guru. Selama ini tidak banyak lulusan SLTA yang cerdas mau menjadi guru apalagi menjadi guru matematika. Karena pofesi ini kurang menarik bagi mereka. Undang-Undang Guru dan Dosen sebagai salah satu kebijakan yang dapat menarik minat lulusan SLTA yang cerdas untuk menjadi guru. Satu hal yang paling penting adalah peningatan kesejahteraan guru. Sejanjutnya peningkatan mutu guru matematika dapat dilakukan melalui pelatihan yang terpadu, baik melalui KKG/MGMP maupun pelatihan yang lainya
2.    Melengkapi sarana dan prasarana pembelajaran matematika.
            Pengembangan matematika tidak akan berjalan dengan baik  tanpa didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai. Pola pemikiran deduktif yang ada pada  matematika akan lebih mudah dikembangkan apabila didukung dengan sarana dan prasarana yang memadai.
3.    Menggunakan metode belajar yang tepat.
            Metode mengajar merupakan suatu komponen di dalam kurikulum matematika. Dalam proses belajar, mengukutsertakan siswa secara aktif dapat berjalan dengan efektif apabila materi yang disampaikan sesuai dengan kesiapan mental siswa ( Herman, 1979:125)
4.    Menjadikan Matematika sebagai alat pemecahan masalah.          
   Matematika dalam berbagai hal dapat membantu penyelesaian masalah. Namun secara instan kegunaan matematika masih banyak dipertanyakan, walaupun dalam pengambilan keputusan yang strategis, pemikiran logis, serta berbagai efisiensi bagi sumber daya manusia sangat dibutuhkan. Meskipun opini masyarakat mengatakan bahwa matematika itu sulit, kontribusi matematika dalam menghadapi tantangan ke depan perlu diperhatikan. Secara umum, matematika berperan dalam pengembangan sumber daya manusia, dan  untuk mengoptimalkan SDM perlu adanya manajemen sumber daya manusia.

III.   KESIMPULAN
Secara umum, ada empat fungsi manajemen pendidikan yang sering disebut “POAC”, yaitu Planning( Perencanaan), Organizing( Pengorganisasian), Actuating ( Pengarahan ) , dan Controlling ( Pengawasan ). Penerapan manajemen pendidikan yang baik dapat  meningkatkan  mutu pendidikan disekolah terutama untuk pengembangan matematika. Langkah langkah yang harus ditempuh dalam pengembangan matematika adalah:
1.    Menciptakan guru matematika yang bermutu.
2.    Melengkapi sarana dan prasarana pembelajaran matematika.
3.    Menggunakan metode belajar yang tepat.
4.    Menjadikan matematika sebagai alat pemecahan masalah
IV.    SARAN
Diharapkan semua pihak yang terlibat dalam dunia pendidikan, baik guru, kepala sekolah, pemerintah dan juga siswa dapat menjalankan fungsi manajemen dengan baik dalam upaya mengembangkan matematika di masa mendatang.

DAFTAR PUSTAKA
Faizah, Hasnah.2009. Filsafat Ilmu.Cendikia Insani: Pekanbaru
____________.2011. Menulis Karangan Ilmiah. Cendikia Insani: Pekanbaru.
Hudoyo, Herman.1979. Pengembangan Kurikulum Matematika dan Pelaksanaannya di Depan Kelas.Usaha Nasional: Surabaya
Suriasumantri,Jujun. 1999. Filsafat Ilmu. Pustaka Sinar Harapan: Jakarta
Dirjendikdasmen.2009. Arah Pengembangan Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah: Jakarta

SUPERVISI AKADEMIK

PENGARUH SUPERVISI AKADEMIK TERHADAP MOTIVASI GURU DALAM MENYUSUN RENCANA PELAKSANAAN PENGAJARAN
SUPA’AT Kepala SMP Negeri 4 Bantan, Bengkalis 
Email :supangat72@gmail.com

  Abstrak 
Keberhasilan seorang guru dalam menjalankan tugasnya dapat ditinjau dari segi proses dan segi hasil. Dari segi proses guru dikatakan berhasil apabila mampu melibatkan sebagian besar peserta didik secara aktif, baik fisik, mental maupun sosial dalam proses pembelajaran. Sedangkan dari segi hasil, guru dikatakan berhasil apabila pembelajaran yang diberikan mampu mengubah perilaku sebagian besar peserta didik kearah penguasaan kompetensi dasar yang lebih baik. Keberhasilan dari segi proses maupun dari segi hasil yang diperoleh oleh guru tidak terlepas dari kemampuan dan motivasi guru dalam menyusun perencanaann, maupun pelaksanaan dikelas. Selama ini motivasi guru di SMP Negeri 4 Bantan dalam membuat rencana pelaksanaan pengajaran ( RPP ) masih kurang. Dari jumlah guru yang ada, persentase guru yang membuat RPPbaru sekitar 41,2% . Rendahnya motivasi guru dalam membuat RPP salah satu penyebabnya adalah kurangnya pemantauan langsung terhadap pelaksanaan pengajaran ( supervisi akademis) Untuk mengatasi hal ini kepala sekolah melakukan tindakan supervisi terhadap proses pelaksanan pengajara. Hasilnya setelah dilakukan tindakan selama 2 siklus persentase jumlah guru yang membuat RPP sebesar 80,8% atau meningkat sebesar 51 % dari sebelum tindakan